Bagaimana Hubungan Antara Antropologi Sosial dan Sosiologi?
Hubungan antara Antropologi dan sosiologi pada satu sisi,
memperlihatkan bahwa sebagian para ahli tidak lagi membedakan kedua ilmu
tersebut secara ketat. Artinya beberapa fokus kajiannya dianggap sama
bahkan beberapa paradigma yang digunakan untuk melihat suatu fenomena
sosial pun dianggap tidak memiliki perbedaan. Kedua ilmu itu bisa saling
menukar atau saling melengkapi baik menyangkut paradigma ataupun
metode yang digunakan dalam mengungkap suatu fenomena sosial. Di pihak
ini, perbedaan antropologi dan sosiologi hanya terjadi pada sejarah berdirinya
masing-masing ilmu tersebut. Namun dalam perkembangan selanjutnya,
kedua ilmu itu dapat saling melengkapi bahkan melebur diri menjadi satu
ilmu. Pada universitas tertentu, antropologi dan sosiologi merupakan program
studi yang dikembangkan secara bersama-sama di bawah departemen antropologi-sosiologi atau
sosiologi-antropologi. Benarkah antropologi dan
sosiologi sudah tidak dapat dibedakan lagi?
Ada pihak lain yang masih tetap mempertahankan adanya perbedaan
antara antropologi dan sosiologi. Secara historis, kemunculan kedua ilmu
tersebut adalah berbeda baik dari segi paradigma yang digunakan, metode
yang digunakan atau pun sasaran masyarakat yang menjadi obyek
penelitiannya. Di mana antropologi menekankan kajiannya pada masyarakat
tradisional di luar masyarakat Barat, sedangkan sosiologi lebih menekankan
pada masyarakat perkotaan yang pada saat itu ada pada masyarakat Barat
sendiri.
Dalam perkembangannya, menurut pihak ini, masih dapat dilihat adanya
perbedaan di antara kedua ilmu tersebut. Walaupun menurut penulis,
perbedaan ini lebih didasari oleh selera dalam menggunakan paradigma dan
metode yang digunakan. Sedangkan sasaran penelitiannya, sering kali tidak
dapat lagi dibedakan karena keduanya sama-sama memperhatikan fenomena
sosial di pedesaan (masyarakat tradisional) ataupun di perkotaan (masyarakat
industri).
Secara ringkas, ada perbedaan dan persamaan diantara keduanya
Persamaan: Antropologi sosial dan sosiologi berusahan untuk mencari unsur-unsur yang sana di antara beragam masyarakat dan kebudayaan manusia. Tujuannya adalah untuk mencapai pengertian tentang asas-asas hidup masyarakat dan kebudayaan manusia pada umumnya.
Perbedaan: masing-masing memiliki asal mula dan sejarah perkembangannya yang berbeda, asal mula dan sejarah yang berbeda menyebabkan adanya suatu perbedaan pengkhususan pada pokok dan bahan penelitian dari kedua penelitian tersebut, asal mula dan sejarah yang berbeda juga telah menyebabkan berkembangnya metode dan masalah yang khusus dari masing-masing ilmu.
HUBUNGAN ANTARA ANTROPOLOGI DAN ILMU-ILMU LAINNYA
Hubungan Antropologi dan Ilmu Politik
Perkembangan ilmu terus berlanjut, begitu pula dengan ilmu politik,
yang mulai banyak menaruh perhatian terhadap berbagai fenomena budaya
masyarakat yang terkait langsung atau tidak langsung. Keanggotaan partai
politik di Indonesia sangat dipengaruhi oleh kondisi budaya masyarakatnya.
Budaya masyarakat di Indonesia yang cenderung patrimonial sangat
berpengaruh pada sistem budaya politiknya. Untuk itu, untuk lebih dapat
memahami perilaku politik masyarakat di Indonesia, Anda perlu belajar
tentang kebudayaan masyarakat di Indonesia, yang terdiri dari bermacammacam
suku bangsa dan masing-masing suku bangsa tersebut memiliki
kebudayaannya yang khas. Untuk keperluan tersebut, antropologi
mempunyai peran dalam kaitannya dengan kajian ilmu politik, karena
mampu mengungkap kebudayaan suatu masyarakat yang akan menjadi
tempat bagi perilaku politik.
Hubungan Antropologi dan Ilmu Ekonomi
Ilmu Ekonomi yang mengkaji fenomena ekonomi modern lebih didasari
oleh pemikiran-pemikiran Barat atau Ero-Eropa. Persoalannya adalah
bilamana pemikiran-pemikiran ekonomi diterapkan pada setiap masyarakat
terutama masyarakat yang masih sederhana atau negara terutama negaranegara
berkembang tidak selamanya akan sesuai karena dilatarbelakangi oleh
faktor cara pandang yang berbeda pada kehidupan ekonominya. Perhitungan
ekonomi modern tidak selamanya dapat diterapkan pada sistem ekonomi
masyarakat non Barat. Keragaman budaya pada setiap masyarakat atau suku
bangsa memperlihatkan pula adanya keragaman dalam strategi kehidupan
ekonominya. Keragaman pada sistem ekonomi dapat dilihat pada sistem
produksi apakah bercocok tanam sebagai petani, nelayan, peternakan, dan
sebagainya. Begitu pula keragaman ini dapat dilihat pada sistem tukar
menukar atau sistem jual beli barang.
Pada kondisi seperti di atas, antropologi sangat diharapkan perannya
untuk dapat menjembatani pemikiran ekonomi modern dan pemikiran
ekonomi lokal. Pembangunan ekonomi masyarakat di negara-negara
berkembang tidak akan berjalan dengan baik bilamana tanpa diikuti oleh
pertimbangan aspek budaya lokal terutama yang terkait dengan pola pikir
kehidupan ekonominya. Terdapat perbedaan pandangan, anggapan,
pengetahuan, persepsi pada masyarakat industri dengan masyarakat
nonindustri seperti pertanian. Oleh karena itu perlu kehati-hatian para
perencana pembangunan yang mencoba mengadopsi pemikiran atau
teknologi yang datang dari masyarakat industri (negara-negara Barat) bagi
kepentingan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat nonindustri.
Hubungan Antropologi dan Ilmu Administrasi
Pentingnya antropologi bagi Ilmu Administrasi adalah terkait dengan
kebutuhan Ilmu Administrasi untuk memecahkan persoalan-persoalan
administrasi pemerintahan. Kondisi sistem administrasi pemerintahan yang
dianggap masih kurang baik oleh sebagian pihak, seperti masalah pemilikan
tanah, membutuhkan pemecahan bukan saja dari pihak pegawai atau para
admonistartur tetapi juga karena aspek yang bersumber pada latar belakang sosial budaya masyarakat yang belum menganggap penting masalah
administrasi.
Hubungan Antropologi dan Arkeologi serta Ilmu Sejarah
Pada dasarnya arkeologi bertujuan menyingkap sejarah kebudayaan
manusia dari mulai kebudayaan kuno pada jaman purba seperti kebudayaan
Mesopotamia dan kebudayaan Mesir Kuno. Di Indonesia, Arkeologi
memfokuskan perhatiannya kepada kebudayaan di Indonesia pada masa
Hindu yang hidup sekitar abad ke 4 hingga abad ke 16. Hasil penelitian
arkeologi terhadap bahan bekas reruntuhan atau alat-alat peninggalan
kerajaan Hindu di Indonesia adalah sebuah deskripsi sejarah manusia yang
kemudian dapat digunakan oleh antropologi sebagai bahan untuk
merekonstruksi sejarah asal-mula makhluk manusia. Dilihat dari batasan
kajiannya, antropologi terlihat lebih luas karena tidak hanya memfokuskan
pada benda-benda peninggalan (artifak) saja, melainkan juga pada sistem ide
(gagasan dan sistem tingkah laku).
Kesulitan di dalam merekonstruksi kembali kehidupan dan persebaran
kebudayaan, antropologi dan ilmu sejarah saling bertukar metode dan teori
untuk lebih dapat memahami masyarakat pada umumnya. Begitu pula
penggambaran tentang hasil penelitian keduanya bisa saling melengkapi
sesuai bagi tujuan tertentu.
Hubungan Antropologi dengan Ilmu Geologi
Ilmu geologi memiliki peran yang cukup penting didalam antropologi, Karena fungsi
dari ilmu geologi yang mempelajari tentang ciri-ciri bumi dan perubahannya ini sangat
berpengaruh dalam sub bab antropologi yaitu paleoantropologi dan prehistori.
Hubungan Antropologi dengan Paleontologi
Ilmu paleontologi dalam antropologi berperan sebagai ilmu yang meneliti fosil makhluk-
makhluk dahulu kala untuk membuat suatu rekontruksi tentang proses evolusi bentuk-bentuk
makhluk dari dahulu kala hingga sekarang.
Hubungan Antropologi dengan Anatomi
Ilmu antropologi juga memiliki keterkaitan dengan ilmu anatomi. Khususnya
cabang antropologi yaitu antropologi fisik yang mengkaji tentang fisik manusia serta
meneliti ciri-ciri dari berbagai macam ras yang ada didunia.
Hubungan Antropologi dengan Kesehatan Masyarakat