Minggu, 20 Februari 2022

Pert9_Kuliah Kreativitas bersama Ibu Serepina

 Manajemen dan Pemasaran event


Event adalah Suatu

kegiatan yang diselenggarakan untukmemperingati

hal hal penting sepanjang hidup manusia baik secara

individu atau kelompok yang terikat secara adat , budaya ,

tradisi dan agama yang diselenggarakan untuk tujuan

tertentu serta melibatkan lingkungan masyarakatyang

diselenggarakan pada waktu tertentu .


Setiap event yang diselenggarakan tidak akan pernah sama

Dua event yang sama diselenggrakan pada waktu dan tempat yang sama

pastinya tidak akan menghasilkan event yang persis sama . Meskipun

penetapan standar pelayanan yang digunakan sama , dilakukan oleh

penyelenggara yang sama , tetapi tetap saja event yang diselenggarakan akan

sangat berbeda hasilnya

Perishability juga berhubungan dengan penggunaan fasilitas untuk

penyelenggaraan event. Misalnya fasilitas penyewaan ruang untuk kegiatan

seminar dan pelatihan .

Kuliah Kreativitas bersama Ibu Serepina

 Panduan Teknis Pengabdian Masyarakat Berbasis Online

Judul yang diangkat masing masing Kelompok

Bebas sesuaikan dengan Tema Besarnya .

Bisa angkat judul dari Pendidikan , Komunikasi ,

Hukum , Ekonomi , Sosial , Kesehatan dll

Refrensi pengumpulan bahan tulisan bisa dari data

primer atau sekunder atau keduanya . Ikuti berita

perkembangan di media .

Kuliah Kreativitas bersama Ibu Serepina



Pada perkuliahan ini, Ibu menjelaskan bahwa dalam melaksanakan tugas apapun diperlukan motivasi untuk membangkitkan energi positif dalam memulai pekerjaan

selain itu juga kerjasama tim

hardskill diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, namun juga diperlukan softskill terutama dalam bekerjasama dan melakukan negosiasi

Kuliah Kreativitas bersama Ibu Serepina

 

Strategi menghindari stress

1. Pendekatan Individual.

a. Penerapan manajemen waktu.

b. Penambahan waktu olahraga

c. Pelatihan relaksasi

d. Perluasan jaringan dukungan sosial

2. Pendekatan Organisasional

a. Menciptakan iklim organisasional yang mendukung.

b. Adanya penyeleksian personel dan penempatan kerja yang lebih baik.

c. Mengurangi konflik dan mengklarifikasi peran organisasional.

d. Penetapan tujuan yang realistis.

e. Pendesainan ulang pekerjaan.

f. Perbaikan dalam komunikasi organisasi.

g. Membuat bimbingan konseling.


Rabu, 16 Februari 2022

Pert4_Kuliah Kreativitas bersama Ibu Serepina

 Landasan Pengembangan Kedekatan Konsep Kreatif dengan Inovatif





Kuliah Kreativitas bersama Ibu Serepina

 

K ontrak belajar

Pembagian kelompok sebagai

kelompok tugas

Penekanan utama dalam upaya

pencapaian tujuan yang

diarahkan wawasan tentang

bagaimana mahasiswa mampu

memiliki pengetahuan tentang

bagaimana menjadi seorang

creator, conceptor , mediator dan

problem solver dalam segala

bidang yang mahasiswa tekuni .

Senin, 27 September 2021

Pert2 - Kuliah Kreativitas Atika Bersama Ibu Serepina


Obrolan Santai dalam Kelas Kreativitas

Halo pengunjung blog yang berbahagia, di pertemuan ke 2 ini kami diajak untuk OBRAS TEMA sesuai dengan penugasan minggu lalu bahwa kami ditugaskan oleh Ibu Serepina untuk menentukan tema pengabdian masyarakat di masa pandemi Covid-19

Sebelumnya kami sudah membentuk kelompok dengan jumlah anggota 4 - 5 mahasiswa. Sesegera mungkin kami berdiskusi dan masing-masing anggota menyampaikan usulan ide dan penentuan susunan panitia yang terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara, Humas, dan Dokumentasi.

Berikut susunan kelompok kami, KELOMPOK 8

Saya sendiri Atika Cahyawati sebagai Ketua, Vinilia Samber sebagai Sekretaris, Suherman sebagai Bendahara, Andriono Latbual sebagai Humas, dan Dimas Prayoga sebagai Dokumentasi.

Pada kegiatan OBRAS, kami sepakat mengajukan usul mengenai Efektivitas Perkuliahan Daring Mahasiswa Universitas Mpu Tantular Dalam Pandemi Covid-19. Ide ini merupakan usulan dari Andriono Latbual, kami sepakat karena tema tersebut bisa dijangkau oleh kami untuk penyelesaiannya dan sekaligus untuk menyampaikan aspirasi mahasiswa ke pihak kampus, serta diharapkan dapat memberikan rekomendasi proses perkuliahan yang bisa diterima oleh semua belah pihak baik Mahasiswa yang terdiri dari Reguler dan P2K, Dosen, dan Staff Akademik.

Namun ternyata, ide tersebut sudah diusulkan oleh kelompok yang lebih dulu menyampaikan, kami juga menyadari bahwa ide tersebut memang pasaran haha 😂😂😂 maka dari itu, pada giliran sesi OBRAS kelompok kami juga menyampaikan usulan ide sebagai alternatif yaitu Peran Orangtua dalam Pendidikan Anak Autis di Masa Pandemi Covid-19. Saat itu usulan tersebut disetujui oleh Ibu Serepina, namun setelah kami pertimbangkan kembali dan melalui proses musyawarah via chat group whatsaap, ide tersebut perlu diganti karena diperhitungkan tidak akan tuntas untuk dikerjakan daam waktu 3-4 minggu.

Singkat cerita, tema lain kembali kami usulkan kepada Ibu Serepina, yakni

"Peran Mahasiswa Untuk Mendukung Program Vaksinasi Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19". Judul ini akan kami gunakan dalam paper

Alhamdulillah tema tersebut di ACC sehingga kami bisa langsung eksekusi sesuai jobdesk masing-masing

Tema tersebut kami kembangkan menjadi 

" Wujudkan Pancasila dengan Ikut Vaksinasi Covid-19 "

Hal ini selaras dengan pidato Wapres Ma'ruf Amin yang mengatakan bahwa dengan mengikuti program vaksinasi dan menerapkan protokol kesehatan merupakan wujud dari pengamalan Pancasila, khususnya sila kedua dan ketiga. Selengkapnya bisa dilihat di link berikut ini

https://bpip.go.id/bpip/berita/990/479/ikut-vaksinasi-covid-19-wapres-sebut-sudah-wujudkan-pancasila.html 

Judul "Wujudkan Pancasila dengan Ikut Vaksinasi Covid-19" ini akan kami gunakan sebagai sosialisasi melalui media sosial.

kami teringat dengan Semboyan kampus kami "Bhinneka Tunggal Ika" yang identik dengan semboyan yang ada pada Burung Garuda Pancasila. 

Bagi yang belum tahu Universitas Mpu Tantular, kenalan dulu yuk


Bagaimana? Sudah kenal kan?


Baiklah sebelum mengakhiri blog ini, saya akan membagikan kisah tokoh bangsa mengenai nilai Integritas yang bisa kita teladani, 

Nilai Integritas apa yang bisa kita ambil dari kisah dibawah ini?


SIAPA YANG MENGISI BENSIN

“Siapa yang mengisi bensin?”

“Pak Jaksa, Pak”

Itulah sedikit perdebatan antara Baharudin Lopa (mantan Jaksa Agung dan Menteri Kehakiman) dan sopirnya ketika melakukan kunjungan kerja di Sulawesi Selatan. Beliau tahu bahwa bensin mobil dinasnya tinggal sedikit. Ceritanya, ketika akan pulang, beliau mendapati jarum penunjuk bahan bakarnya berada di atas, artinya ada yang mengisi bensin mobil dinasnya.

Tatkala sopirnya menyebut nama seseorang pejabat di kejaksaan negeri yang baru saja didatangi, sontak Baharudin Lopa naik pitam. Disuruhnya sang sopir kembali ke kantor kejaksaan yang sudah lama mereka tinggalkan. Jaksa yang memberi bensin diperintahkan untuk menyedot kembali bensin yang dimasukkannya, persis sejumlah yang dia masukkan. Baginya, uang jalan yang didapatnya harus dipergunakan sesuai kebutuhan, sesuai peruntukannya (Orange Juice, KPK hal. 4-5)


Kira-kira kisah tersebut termasuk jujur, peduli, adil, tanggungjawab, kerja keras, berani, sederhana, disiplin, atau mandiri ya?

Jawaban dan pembahasan ada di blog selanjutnya 😉 Terimakasih sudah mengunjungi blog ini...


Salam Sehat dan Salam Integritas





Pert1 - Kuliah Kreativitas Atika Bersama Ibu Serepina

 Pengantar Perkuliahan Kreatifitas

Hari Pertama Perkuliahan

Saat ini saya sudah memasuki semester 3 di Fakultas Hukum Universitas Mpu Tantular

Dari beberapa mata kuliah yang saya ambil di semester ini. Ada salah satu mata kuliah yang diikuti oleh mahasiswa berbagai jurusan yaitu mata kuliah Kreativitas dengan Dosen Pengampu kami Ibu Serepina yang selalu setia menemani dan membimbing kami dengan cara yang asik dan inovatif pada setiap pertemuan kelas secara daring.

Pada semester sebelumnya kami sudah bertemu beliau pada mata kuliah Antropologi sehingga kami sudah tidak asing dengan adanya tugas blog 😄

Sebagai mahasiswa P2K atau  Perkuliahan Kelas Karyawan memang terasa cukup berat dalam membagi waktu antara kuliah dan bekerja, dimana dalam bekerja pun harus lembur sampai malam. Namun Ibu mengingatkan kami akan tanggungjawab dan kedisiplinan. Beliau menyampaikan bahwa tugas sebaiknya dicicil sehingga akan terasa ringan, tugas jangan sampai menumpuk. Selain itu beliau juga menyampaikan misalnya dalam pembagian tugas kelompok juga harus adil dan ketua harus bisa mengayomi anggotanya, mengingatkan dengan cara-cara santun dan sebagainya. Lalu jika ada konflik sebaiknya bisa diselesaikan dengan cara musyawarah dan dikomunikasikan dengan cara baik-baik. Menurut saya, nilai-nilai moral yang Ibu Serepina sampaikan adalah modal untuk mencapai kesuksesan baik dalam perkuliahan, pekerjaan, maupun dalam kehidupan bermasyarakat

Berkaitan dengan nilai-nilai moral, seketika saya teringat pada nilai-nilai integritas antikorupsi yang kebetulan sedang saya pelajari untuk tes Seleksi Kompetensi Dasar CPNS 2021. Doakan saya bisa mendapatkan NIP tahun ini yaah.... tanggal 16 Oktober 2021 saya tes SKD di Manggala Wanabakti, Jakarta.

Bertambahlah 1 kesibukan mengikuti bimbel dan intens mengerjakan Try Out sejak bulan Juni lalu, yang sebelumnya kuliah dan bekerja, ditambah belajar intens supaya bisa lulus CPNS tahun ini dengan hasil yang memuaskan, membanggakan orangtua dan sebagai wujud pengabdian pada negara dan masyarakat.

Namun dari yang Ibu Serepina sampaikan, saya mulai menyadari bahwa sesibuk apapun kita harus bertanggungjawab, profesional. Selesaikan dengan baik apa yang sudah kita mulai. 

Secara tidak langsung, saya mendapatkan ilmu sekaligus belajar materi TKP (Tes Karakteristik Pribadi) dari berbagai hal yang Ibu Serepina sampaikan yang berkaitan dengan moral. TKP adalah salah satu komponen yang diujikan dalam tes SKD CPNS untuk menilai kematangan calon peserta dalam menghadapi berbagai situasi melalui indikator Pelayanan Publik, Jejaring Kerja, Sosial Budaya, TIK, Profesionalisme, dan Anti Radikalisme.

Kemudian menyinggung mengenai nilai integritas, nilai intergitas terdiri dari aspek nilai inti, aspek kerja, dan nilai sikap


Semoga kita semua bisa menerapkan nilai-nilai integritas tersebut dalam berbagai aspek kehidupan. 
Oiya untuk blog selanjutnya saya akan menyisipkan di akhir blog berupa kisah tokoh bangsa yang bisa kita teladani terkait nilai-nilai integritas.


Salam Sehat dan Salam Integritas



Sabtu, 17 Juli 2021

KUPAS TAJAM KEBUDAYAAN SENDIRI


Koentjaraningrat membagi kebudayaan menjadi unsur-unsur yang terdiri dari sistem religi dan upacara keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian, serta sistem teknologi dan peralatan. Semua sistem yang terkandung dalam budaya tersebut berada dalam kehidupan seluruh lapisan masyarakat, baik masyarakat primitif maupun masyarakat modern. Adapun topik yang diangkat pada tulisan kali ini adalah kupas tuntas mengenai kebudayaan Jawa.


Isi

a.      Ras, Bahasa, dan Kebudayaan

Menurut Koentjaraningrat ras merupakan golongan manusia yang menunjukkan berbagai ciri tubuh tertentu dengan suatu frekuensi yang besar. Umumnya, ras manusia dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis, yaitu ras Negroid, Mongoloid, Kaukasoid, Australoid, dan Khoisan. Sementara itu, ras Indonesia terdiri dari empat jenis, salah satunya adalah Malayan-Mongoloid. Masyarakat Jawa didominasi oleh Ras Melayu-Mongoloid dengan ciri-ciri kulit sawo matang kekuning-kuningan, rambut hitam lurus, tubuh kecil dan tinggi badan 1,60 m- 1,75 m.

 

Kita tahu bahwa Paulau Jawa merupakan salah satu bukti keberadaan kerajaan-kerajaan Hindu-Budha-Islam yang pernah berjaya pada masanya, sehingga bahasa Jawa banyak menggunakan kata serapan yang berasal dari bahasa Sansekerta. Kemudian bahasa Jawa mengenal adanya dialek di beberapa wilayah kebudayaan Jawa, seperti dialek Solo-Yogya, Banyumasan, Surabayaan/Jawa Timuran, Pesisiran, dan lain-lain.

 

Bahasa Jawa mengenal tingkatan yang berurutan seperti ngoko, krama, dan krama inggil, tingkatan tersebut untuk menggambarkan tingkatan kesopanan berbahasa. Krama Inggil merupakan tingkat yang paling sopan dan digunakan kepada orang yang lebih tua ataupun semua usia. Namun, untuk orang yang lebih tua sebaiknya menggunakan krama inggil.

 

Budaya Jawa merupakan hasil cipta, karya, karsa dari masyarakat Jawa. Suryanto menjelaskan sebagaimana dikutip oleh Dr. M. Dimyati Huda bahwa budaya Jawa memiliki karakteristik yakni religius, non-doktriner, toleran, akomodatif, dan oplimatik. Karakteristik seperti ini melahirkan corak, sifat, dan kecenderungan yang khas bagi masyarakat Jawa seperti

berikut :

1) percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai Sangkan Paraning Dumadi, dengan segala sifat dan kebesaran-Nya;

2) bercorak idealistis, percaya kepada sesuatu yang bersifat immateriil (bukan kebendaan) dan hal-hal yang bersifat adikodrati (supernatural) serta cenderung kearah mistik;

3) lebih mengutamakan hakikat dari pada segi-segi formal dan ritual;

4) mengutamakan cinta kasih sebagai landasan pokok hubungan antar manusia;

5) percaya kepada takdir dan cenderung bersikap pasrah;

6) bersifat konvergen dan universal;

7) momot dan non-sektarian;

8) cenderung pada simbolisme;

8) cenderung pada gotong-royong, guyub, rukun, dan damai; dan

10) kurang kompetitif dan kurang mengutamakan materi.

 

 

b.      Sistem Mata Pencaharian

Mata Pencaharian masyarakat Jawa sejak jaman dahulu didominasi pada bidang perikanan yaitu sebagai nelayan atau pelaut dan bidang bercocok tanam/pertanian sebagai petani. Hal tersebut menyesuakan dengan lokasi atau tempat tingal masyarakat itu sendiri yang secara umum dibagi menjadi dua yaitu masyarakat pesisir dan masyarakat pedalaman.

Relief pada dinding candi yang menggambarkan mata pencaharian masyarakat Jawa Kuno sebagai petani. Sumber: https://tapak.id/sejarah-pertanian-indonesia-yang-wajib-kamu-tahu/

c.       Organisasi Sosial

Sistem kekerabatan orang jawa menggunakan trah yang terbagi menjadi 7 grat secara berurutan yaitu anak, putu, buyut, canggah, wareng, udheg-udheg, gantung siwur.

 

Sistem Patriarkhi berpengaruh dalam pembagian warisan dengan sistem sepikul segendhongan juga adanya pola pewarisan harta warisan secara lisan yang disebut setat.

 

d.      Sistem Pengetahuan

Adapun sistem pengetahuan Masyarakat Jawa yang merupakan keahlian sejak jaman dulu oleh nenek moyang adalah sebagai berikut:

-          Penanggalan

-          Petung Pasatohan (salaki Rabi)

digunakan untuk pernikahan, yaitu tanggal baik untuk menikah ataupun untuk perhitungan weton jodoh menurut tanggal kelahiran pasangan. Masyarakat Jawa masih percaya bahwa sifat/karakter seseorang juga dipengaruhi oleh wetonnya (tanggal lahir) sehingga dalam memilih pasangan sebaiknya mengikuti weton agar bisa menjalani kehidupan bahtera rumah tangga dengan baik.

-          Pranatamangsa (Perhitungan Musim)

Perhitungan musim digunakan untuk menentukan kapan harus menanam, memanen, ataupun mencari ikan.

-          Polintangan (Astronomi Jawa)

-          Perhitungan Tata Letak atau fengshui Jawa

Biasanya digunakan untuk menentukan posisi rumah yang baik.

-          Sengkalan sebagai penanda angka tahun

 

e.       Sistem Religi

Masyarakat Jawa mayoritas beragama Islam, agama Islam datang ke Indonesia dan khususnya pulau Jawa membawa perubahan yang sangat besar dalam pandangan manusia terhadap hidup dan dunianya. Dari proses Islamisasi di Jawa, maka dapat diketahui dasar-dasar budaya Jawa tentang Islam, yaitu diantaranya tentang wihdatul wujud di mana adanya pemahaman bahwa manusia dapat bersatu dengan Tuhannya. Dalam ajaran budaya Jawa, hal ini termasuk ke dalam paham Manunggaling Kawulo Gusti yakni paham di mana manusia sebagai hamba berusaha agar sikap, perilaku, dan perkataannya sesuai dengan tuntutan tuhan, bukannya manusia bersatu dengan tuhan. Dalam Islam sendiri, hal tersebut masuk ke dalam mistik Islam (tasawuf). Selain itu, masyarakat Jawa  mempunyai kepercayaan bahwasannya budaya Jawa memiliki dua bagian yakni budaya lahir dan budaya batin.


Koentjaraningrat juga menyebutkan bahwa kebanyakan dari orang Jawa percaya bahwa hidup manusia di dunia ini sudah diatur alam semesta, sehingga tidak sedikit dari mereka yang bersikap nerima, yaitu menyerahkan diri kepada takdir. Inti pandangan alam pikiran mereka tentang kosmos tersebut, baik diri sendiri, kehidupan sendiri, maupun pikiran sendiri, telah tercakup di dalam totalitas alam semesta atas kosmos tadi. Inilah sebabnya manusia hidup tidak terlepas dengan lain-lainnya yang ada di alam jagad. Jadi apabila lain hal yang ada itu mengalami kesukaran, maka manusia akan menderita juga.

 

f.        Kesenian

Orang Jawa terkenal dengan budaya seninya yang terutama dipengaruhi oleh agama Hindu-Buddha, yaitu pementasan wayang. Cerita wayang atau lakon sebagian besar berdasarkan wiracarita Ramayana dan Mahabharata. Selain pengaruh India, pengaruh Islam dan Dunia Barat ada pula. Seni batik dan keris merupakan dua bentuk ekspresi masyarakat Jawa. Musik gamelan yang juga dijumpai di Bali memegang peranan penting dalam kehidupan budaya dan tradisi Jawa.


Sumber: https://1001indonesia.net/wayang-kulit-purwa/

Penutup

            Dengan mengenali budaya sendiri maka akan semakin meningkatkan rasa cinta dan menjaga budaya agar tetap lestari, selain itu juga sebagai wujud dari cinta tanah air.

 

Referensi:

Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta

Link video : https://www.youtube.com/watch?v=zpa7ckMoifI

Jumat, 02 Juli 2021

Catatan Antropologi Atika bersama Ibu Serepina Tiur Maida Pert. 10

 KULIAH ANTROPOLOGI PERTEMUAN KE 10

Gak kerasa kuliah semester 2 sudah memasuki minggu ke 10, kami ditugaskan oleh Ibu Serepina selaku dosen antropologi kami untuk diskusi kelompok mengenai kebudayaan.

pada pertemuan ke 10 giliran rekan kami Michael, Taran, Ida, Efron, Nanda, dan Evi yang dimoderatori oleh Panji untuk memaparkan tentang Unsur-Unsur dan Integrasi Kebudayaan.

Ada 7 Unsur Kebudayaan Universal dalam Masyarakat
1. Bahasa
2. Pengetahuan
3. Organisasi Sosial
4. Peralatan Hidup dan Teknologi
5. Ekonomi atau Mata Pencaharian
6. Keagamaan
Pengetahuan bukanlah unsur yang memiliki kedudukan tertinggi dalam hal kebudayaan, melainkan cipta, rasa, yang berlandaskan religi dan sosial.

Integrasi Kebudayaan

Integrasi kebudayaan adalah satu proses dimana adanya penyesuaian antara beberapa jenis kebudayaan yang berbeda sehingga dapat mencapai suatu kesesuaian dan keharmonisan yang berfungsi dengan baik dalam kehidupan sehari-hari. Integrasi kebudayaan ini juga termasuk bentuk pertukaran kebudayaan dimana kelompok-kelompok yang berbeda mulai beradaptasi di lingkungan yang memiliki kebudayaa, kepercayaan, cara perilaku dan adat yang berbeda tanpa mengorbankan identitas karakter kebudayaan mereka sendiri.

Definisi dari integrasi kebudayaan ini sangat jelas namun aplikasi dan implementasi dalam dunia nyata sangat kompleks dan sulit. Kebanyakan perang yang telah kita ketahui disebabkan adanya gesekan antara dua kebudayaan yang berbeda. Pada pernikahan, perceraian bisa terjadi karena dua individu memiliki norma-norma dan nilai yang berbeda. Hal ini juga terjadi dalam proses bisnis, 2/3 dari proses merger dan akuisisi gagal mendapatkan tujuannya karena adanya gesekan kebudayaan. Konflik-konflik yang terjadi akibat pergesekan dua kebudayaan yang berbeda ini dapat disebabkan karena kurangnya “cultural awareness” dan juga pemahaman mengenai integrasi kebudayaan.




Sampai jumpa di pekan berikutnya...................

Sabtu, 19 Juni 2021

Catatan Antropologi Atika bersama Ibu Serepina Tiur Maida Pert. 9

KEBUDAYAAN

Hari ini kami mahasiswa diberikan tugas oleh Ibu Serepina selaku dosen kami dalam mata kuliah Antropologi untuk melakukan resume materi mengenai kebudayaan dari sumber buku Pengantar Ilmu Antropologi - Koentjayaningrat.

Ada beberapa hal yang akan kita bahas yaitu

1. Drefinisi Kebudayaan

2. Wujud Kebudayaan

3. Adat Istiadat

4. Unsur-Unsur Kebudayaan

5. Integrasi Kebudayaan

6. Fokus Kebudayaan

7. Kebudayaan dan Kerangka Teori Tindakan


Definisi Menurut Ilmu Antropologi

"kebudayaan" adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar

kata "kebudayaan" berasal dari kata sansekerta buddhayah yaitu bid dan akal.


Tiga Wujud Kebudayaan

1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma, peraturan dan sebagainya.

Wujud pertama adalah wujud ideal dari kebudayaan. sifatnya abstrak, tidak dapat diraba atau difoto. 

2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. wujud kedua dari kebudayaan disebut sistem sosial atau sosial sistem mengenai tindakan berpola dari manusia itu sendiri. sistem sosial ini terdiri dari aktivitas manusia itu sendiri. sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi, berhubungan, dan bergaul satu sama lain dari detik ke detik, dari hari ke hari, dan dari tahun ke tahun, selalu menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat  tata kelakuan.

3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benad hasil karya manusia. wujud ketiga dari kebudayaan disebut kebudayaan fisik. berupa seluruh hasil fisik dan aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat.

Unsur-Unsur Kebudayaan

ada 7 unsur yang dapat kita sebut sebagai isi pook dari tiap kebudayaan di dunia itu adalah 

- bahasa

- sistem pengetahuan

- organisasi sosial

- sistem peralatan hidup dan teknologi

- sistem mata pencaharian hidup

- sistem religi

- kesenian


Integrasi Kebudayaan

1. Metode Holistik --> menggambarkan metode tinjauan yang mendekati suatu kebudayaan itu sebagai suatu kesatuan yang terintegrasi

2. Pikiran Kolektif --> pada dasamya tidak berbeda dengan cara ilmu psikologi menguraikan konsep berpikir. la juga beranggapan bahwa aktivitas-aktivitas dan proses-proses tohaniah, seperti: penangkapan pengalaman, rasa, sensasi, kemauan, keinginan, dan lain-lain itu, terjadi dalam organ fisik dari manusia dan khususnya berpangkal di otak dan sistem syarafnya.


Fungsi Unsur unsur Kebudayaan

a) menerangkan “fungsi” itu sebagai hubungan antara suatu hal dengan suatu tujuan tertentu (misalnya mobil mempunyai fungsi sebagai alat untuk mengangkut manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lain),

b) menerangkan kaitan antara satu hal dengan hal yang lain (kalau nilai dari satu hal x itu berubah, maka nilai dari suatu hal lain yang ditentukan oleh x tadi, juga berubah),

c) menerangkan hubungan yang terjadi antara satu hal dengan hal-hal lain dalam suatu sistem yang terintegrasi (suatu bagian dari suatu organisme yang berubah menyebabkan perubahan dan berbagai bagian lain, malahan sering menyebabkan perubahan dalam seluruh organisme).


Fokus Kebudayaan

Banyak kebudayaan mempunyai suatu unsur kebudayaan atau beberapa pranata tertentu yang merupakan suatu unsur pusat dalam Kebudayaan, sehingga digemari oleh sebagian besar dari warga masyarakat. Dengan demikian mendominasi banyak aktivitas atau pranata lain dalam kehidupan masyarakat. Contoh dari unsur-unsur budayaan yang dominan seperti itu misalnya kesenian dalam masyarakat orang Bali, gerakan kebatinan dan mistik dalam kebudayaan golongan pegawai negeri, atau priyayi, di Jawa Tengah, peperangan tara federasi-federasi kelompok kekerabatan dalam masyarakat suku bangsa Dani di Lembah Besar Baliem di Pegunungan Jayawijaya di irian Jaya atau kula dalam masyarakat penduduk Trobriand.








Pert9_Kuliah Kreativitas bersama Ibu Serepina

 Manajemen dan Pemasaran event Event adalah Suatu kegiatan yang diselenggarakan untukmemperingati hal hal penting sepanjang hidup manusia ba...